Nama Kelompok : -Intan Ayuningsari M.P (24213430)
-Puji Astuti (26213944)
Kelas :
4EB11
ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL
PT.COLORPAK FLEXIBLE
INDONESIA
Rasio Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri
dari :
1. Current Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang
lancar)
Pada tahun 2016, CR = (414.294.013.938 /
123.377.268.299)
= 3,357
Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh 3,3 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 3,3 : 1
1. Acid test ratio (Ratio Immediate Solvency)
Merupakan rasio yang digunaka untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar –
Persediaan) / Hutang lancar))
Pada tahun 2016, ((QR = 414.294.013.938
– 112.970.688.631 / 123.377.268.299))
= 2,44
Kesimpulan: rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali
sedangkan PT.COLORPAK FLEXIBLE INDONESIA 2,44 maka keadaanya sangat baik karena
perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
Ratio Solvabilitias
Rasio ini disebut juga Ratio leverage
yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana
yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini
menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank).
Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah
perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
1. Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang –
hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
pada tahun 2016, = (138.798.095.790 /
428.762.075.640) x 100%
= 0,32 = 32%
Kesimpulan: perusahaan dibiayai oleh utang 32% untuk tahun 2016 menunjukan
kreditor menyediakan Rp.100,- untuk setiap Rp.32
1. Total debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)
Rasio ini merupakan perbandingan antara
hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai
oleh hutang.
Rumus:
Total Debt to Asset Ratio =
(Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Pada tahun 2016, = (138.798.095.790 /
567.560.171.430) x 100%
= 0,244 = 24%
Kesimpulan: pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2016 artinya bahwa
setiap Rp.100,- pendanaan perusahaan Rp.24,-
dibiayai dengan utang dan Rp.76 disediakan
oleh pemegang saham.
Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio
Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan
mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
1. Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan
bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio
ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x
100%
Pada tahun 2016, = (132.316.438.421 /
649.070.715.297) 100%
= 0,20 = 20%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor dari pejualan
bersih adalah sebesar 20%
1. Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk
mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus:
NPM = (Laba setelah pajak / Total
Aktiva) x 100%
Pada tahun 2016, = (69.912.022.452 /
567.560.171.450) 100%
= 0,12 = 12%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih
adalah sebesar 12%
1. c. Operating
Profit Margin
untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari
profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan
biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
RUMUS:
OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x
100%
Pada tahun 2016, = (63.303.365.541 /
649.070.715.297) x 100%
= 0,09 = 9%
Kesimpulan: Operating ratio mencerminkan tingkat efesiensi perusahaan, sehingga ratio
ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba
besar.
1. Return of Asset
adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya
yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
RUMUS:
ROA = (Laba bersih setelah pajak / total
aktiva) x 100%
Pada tahun 2016, = (69.912.022.452 /
567.560.171.450) x 100%
= 0,12 = 12%
Kesimpulan: laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 12%
1. Return of Equity
Adalah Tingkat pengembalian yang
dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal
perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal
hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke
perusahaan tersebut.
RUMUS:
ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total
Modal Pemegang Saham) x 100%
Pada tahun 2016, = (69.912.022.452 /
428.745.065.632) x 100%
= 0,016 = 16%
Rasio Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena
timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan
hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata
merupakan perputaran piutang.
RUMUS:
Perputaran Piutang = (Penjualan /
piutang usaha)
Perputaran Piutang = (649.070.715.297 / 194.320.912.866)
= 3,34%
Kesimpulan: dalam hasil ini tingkat pengembalian atau imbal balik perusahaan terhadap
investor setiap tahunnya adalah sebesar 3,34%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar