SINTAKSIS
Definisi Sintaksis
Istilah sintaksis secara langsung diambil dari bahasa Belanda syntaxsis. Jika dalam bahasa Inggris sintaksis digunakan istilah syntax. Sintaksis adalah bagian atau cabang dari
ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Salah satu kajian dan pembahasan dari sintaksis yaitu kalimat yang merupakan alat interaksi
dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai
susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap dan jelas. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil
(kata, frase, dan klausa).
Contoh :
1.
Seorang
pelajar sedang belajar diperpustakaan
Kalimat di atas terdiri dari satu klausa yang
terdiri dari
- S,
ialah seorang pelajar
-
P, ialah sedang belajar,
- Dan
KET ialah di perpustakaan.
Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa yang menjelaskan unsur-unsur itu dalam
suatu kesatuan
hubungan. Baik hubungan fungsional maupun
hubungan maknawi. Misalnya pada kalimat di atas terdapat frase sedang belajar,
yang terdiri dari dua unsur, ialah kata sedang dan kata belajar. Berdarsarkan
hubungan maknawi antar unsur-unsurnya, frase seorang pelajar yang menduduki
fungsi S menyatakan makna pelaku, frase sedang belajar yang menduduki fungsi P
menyatakan makna perbuatan dan frase di perpustakaan yang menduduki fungsi KET
menyatakan makna tempat. Jadi klausa di atas terdiri dari unsur-unsur maknawi
pelaku diikuti perbuatan diikuti tempat.
·
Beberapa
definisi atau batasan sintaksis menurut para ahli :
Sintaksis
adalah cabang ilmu bahasa yang sudah sangat tua, menyelidiki struktur kalimat
dan kaidah penyusunan kalimat (Suhardi, 1998:1). Berdasarkan pendapat tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu bahasa yang menyelidiki
struktur kalimat dan penyusunan kalimat.
Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase (clause atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frase, klause, kalimat dan wacana (Ramlan. 1985:21). Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu bahasa yang menyelidiki struktur kalimat dan penyusunan kalimat.
Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase (clause atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frase, klause, kalimat dan wacana (Ramlan. 1985:21). Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu bahasa yang menyelidiki struktur kalimat dan penyusunan kalimat.
Sintaksis
adalah subsistem bahasa yang mencakup tentang kata yang sering dianggap bagian
dari gramatika yaitu morfologi dan cabang linguistic yang mempelajari tentang
kata ( Hari Murt Kridalaksana, 1993 ).
·
Sintaksis juga meliputi beberapa kajian yaitu :
1. Frasa
a. Frasa adalah satuan gramatikal yang tidak melebihi batas fungsi
b. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
2. Klausa
a. Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
b. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat.
3. Kalimat
a. Kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa), kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
b. Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir.
a. Frasa adalah satuan gramatikal yang tidak melebihi batas fungsi
b. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
2. Klausa
a. Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
b. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat.
3. Kalimat
a. Kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa), kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
b. Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir.
·
Beberapa
klasifikasi kalimat sintaksis :
1. Berdasarkan jumlah pola dan hubungan antarpola
a. Kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya mengandung sebuah pola kalimat, baik kalimat inti atau luas tapi perluasannya tidak membentuk pola kalimat yang baru.
Contoh : Dian membaca.
b. Kalimat majemuk yaitu kalimat yang mengandung dua pola.
Contoh : Tessa membawa buku dan Tessa membawa tas ( Tessa membawa buku dan tas ).
a. Kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya mengandung sebuah pola kalimat, baik kalimat inti atau luas tapi perluasannya tidak membentuk pola kalimat yang baru.
Contoh : Dian membaca.
b. Kalimat majemuk yaitu kalimat yang mengandung dua pola.
Contoh : Tessa membawa buku dan Tessa membawa tas ( Tessa membawa buku dan tas ).
c. Kalimat kompleks yaitu kalimat yang mengandung
lebih dari dua pola
Contoh : Saya pergi ke kampus, adik hanya tinggal di rumah dan kakak entah ke mana.
Contoh : Saya pergi ke kampus, adik hanya tinggal di rumah dan kakak entah ke mana.
2. Berdasarkan tujuannya
a. Kalimat berita ( deskriptif ) yaitu kalimat yang mengandung suatu perungkapan peristiwa baik itu kalimat langsung atau tak langsung yang berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain
Contoh : Kemarin hujan turun lebat
a. Kalimat berita ( deskriptif ) yaitu kalimat yang mengandung suatu perungkapan peristiwa baik itu kalimat langsung atau tak langsung yang berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain
Contoh : Kemarin hujan turun lebat
b. Kalimat tanya yaitu kalimat yang mengandung satu
permintaan agar diberi informasi dan bentuk susunan kalimatnya.
3. Berdasarkan ragam
Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya melakukan sesuatu atau berstruktur SPO atau jika subjeknya menjadi pelaku.
Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya melakukan sesuatu atau berstruktur SPO atau jika subjeknya menjadi pelaku.
4. Berdasarkan jenis kata predikat
a. Kalimat verbal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
a. Kalimat verbal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
b. Kalimat nominal yaitu kalimat yang predikatnya
selain kata kerja atau berupa kata benda.
5. Berdasarkan kutipan pembicaraan
a. Kalimat langsung yaitu kalimat yang diujarkan oleh seseorang yang dapat berupa kalimat berita, tanya, dan perintah. Kalimat langsung juga dapat dikatakan sebagai kalimat yang langsung disampaikan oleh sumbernya atau yang mengucapkan, serta menggunakan tanda petik (“). Contoh : Ibu Guru berkata, “Minggu depan tugas harus dikumpul.”
b. Kalimat tidak langsung yatu kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan oleh seseorang yang dapat berupa kalimat berita, tanya dan perintah atau kalimat yang tidak langsung disampaikan oleh sumbernya serta tidak menggunakan tanda petik (“)
Contoh : Kadir mengatakan bahwa kemarin ia dibelikan motor baru.
a. Kalimat langsung yaitu kalimat yang diujarkan oleh seseorang yang dapat berupa kalimat berita, tanya, dan perintah. Kalimat langsung juga dapat dikatakan sebagai kalimat yang langsung disampaikan oleh sumbernya atau yang mengucapkan, serta menggunakan tanda petik (“). Contoh : Ibu Guru berkata, “Minggu depan tugas harus dikumpul.”
b. Kalimat tidak langsung yatu kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan oleh seseorang yang dapat berupa kalimat berita, tanya dan perintah atau kalimat yang tidak langsung disampaikan oleh sumbernya serta tidak menggunakan tanda petik (“)
Contoh : Kadir mengatakan bahwa kemarin ia dibelikan motor baru.
6. Berdasarkan pola
a. Kalimat inti yaitu kalimat yang terdiri dari in subjek dan inti predikat
Contoh : Ajeng memasak
b. Kalimat luas yaitu kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, dan diperluas dengan satu atau beberapa unsur tambahan.
Contoh : Telepon itu berdering
a. Kalimat inti yaitu kalimat yang terdiri dari in subjek dan inti predikat
Contoh : Ajeng memasak
b. Kalimat luas yaitu kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, dan diperluas dengan satu atau beberapa unsur tambahan.
Contoh : Telepon itu berdering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar