Kamis, 10 Juli 2014

Tugas 2 Perekonomian Indonesia



LATAR BELAKANG

Sistem Perekonomian pada masa pemerintah SBY Kondisi Perekonomian Indonesia pada pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik.  Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian Indonesia akan terus bertambah baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi pasar finansial, walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan mampu bertahan. Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia.Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.

TUJUAN ATAU SASARAN

a.       Untuk mengetahui bagaimana politik yang diterapkan SBY dalam menjalani roda pemerintahan di Indonesia.
b.      Untuk mengetahui seberapa jauh sistem politik kepemimpinan SBY dalam sistem demokrasi di Indonesia.
c.       Untuk mengetahui kinerja dan hasil dari pemerintahan SBY selama 2 periode dalam memimpin di Indonesia.

PEMBAHASAN

A.   Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid I Era Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kala (2004-2009)

            Langkah Presiden SBY untuk merangkul Parpol-parpol yang kalah dalam Pemilu 2009 adalah bagian dari kebijakan Soft Power, atau kebijakan untuk bergotong-royong dalam membangun bangsa dan negara. Ini serupa dengan Kabinet Gotong-Royong di masa lalu. Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan gotong royong memiliki karakteristik sebagai berikut:

• • Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi terutama disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam negeri.
• • Dalam hal ekspor, sejak 2000, nilai ekspor non-migas Indonesia terus merosot dari 62,1 miliar dollar AS menjadi 56,3 miliar dollar As tahun 2001, dan tahun 2002 menjadi 42,56 miliar dollar AS.
           Kabinet Indonesia Bersatu merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dibagi menjadi Kabinet Indonesia bersatu jilid I dan II .kabinet Indonesia bersatu jilid I yaitu merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 – 2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di Indonesia sedangkan kabinet Indonesia bersatu jilid II dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil Presidennya Dr. Boediono yang merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa (2009-2014) .
            Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
            Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
            Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
            Selain itu, pada periode ini pemerintah melaksanakan beberapa program baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat kecil diantaranya PNPM Mandiri dan Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini berjalan sesuai dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan disana-sini.
            Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006.
            Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif.
            Namun, selama masa pemerintahan SBY, perekonomian Indonesia memang berada pada masa keemasannya. Indikator yang cukup menyita perhatian adalah inflasi.
            Sejak tahun 2005-2009, inflasi berhasil ditekan pada single digit. Dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi 6,96% pada tahun 2009. Tagline strategi pembangunan ekonomi SBY yang berbunyi pro-poor, pro-job, dan pro growth (dan kemudian ditambahkan dengan pro environment) benar-benar diwujudkan dengan turunnya angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005, menjadi 31,02 juta orang pada 2010. Artinya, hampir sebanyak 6 juta orang telah lepas dari jerat kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun. Ini tentu hanya imbas dari strategi SBY yang pro growth yang mendorong pertumbuhan PDB.
            Imbas dari pertumbuhan PDB yang berkelanjutan adalah peningkatan konsumsi masyarakat yang memberikan efek pada peningkatan kapasitas produksi di sector riil yang tentu saja banyak membuka lapangan kerja baru.  Memasuki tahun ke dua masa jabatannya, SBY hadir dengan terobosan pembangunannya berupa master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3 EI). Melalui langkah MP3EI, percepatan pembangunan ekonomi akan dapat menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita antara UsS 14.250-USS 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun.

B.   Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II Era Susilo Bambang Yudiono dan Boediono (2009-2014)

Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
1.    BI rate
2.    Nilai tukar
3.    Operasi moneter
4.  Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.
            Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
            Hampir tujuh tahun sudah ekonomi Indonesia di tangan kepemimpinan Presiden SBY dan selama itu pula perekonomian Indonesia boleh dibilang tengah berada pada masa keemasannya. Beberapa pengamat ekonomi bahkan berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia sekarang pantas disejajarkan dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia yang terkenal dengan nama BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China).
            Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009.
            Gemilangnya fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya yang sangat terasa adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan banyak pengamat yang meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus level 4000.
            Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar di dunia. “Tujuan kami adalah untuk menduduki 10 besar. Kami sangat optimistis karena IMF pun memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan Australia dalam waktu kurang dari satu dekade ke depan,” tutur SBY dalam sebuah acara.
            Banyak sekali masalah masalah penting di jaman pemerintah jilid I dan II yang hilang begitu saja tanpa tau akhir inti dan akar kemana permasalahan itu berawal . Pemerintaan Indonesia Jilid I maupun jilid II bagaimanapun kebijakan,menteri dan lain sebagainya kita sebagai masyarakat hanya mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia yang saat ini masih tidak ada perkembangannya.
PEMBAHASAN

·         Kepemimpinan SBY Dinilai Sangat Mengesankan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima  gelar Honorary Degree of Doctor of Letters dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Penganugerahan ini berlangsung di Hotel Shangri-La,  Kepemimpinan SBY dalam pelayanan publik di berbagai bidang sangat mengesankan, sebagai advokat perdamaian, demokrasi, islam moderat, dan HAM.
Dalam rilis yang dikeluarkan NTU, penganugerahan gelar kepada SBY ini merefleksikan suatu pengakuan NTU atas kenegarawanan SBY serta kontribusinya terhadap Indonesia, khususnya dalam membangun stabilitas politik, transformasi demokrasi, dan kemajuan ekonomi nasional.
Presiden SBY merupakan kepala negara pertama dari Indonesia yang menerima gelar tersebut. Sebelumnya gelar kehormatan dari NTU juga didapat mantan Presiden India Abdul Kalam dan mantan Presiden Singapura SR Nathan.
Gelar ini juga sebagai pengakuan atas kiprah SBY yang dinilai sangat mengesankan dalam pelayanan publik, yaitu 27 tahun pelayanan militer, 4 tahun menduduki kursi menteri, dan hampir satu dekade menjadi presiden Indonesia.
Presiden NTU Prof Bertil Andersson menjelaskan, kepemimpinan SBY dalam pelayanan publik di berbagai bidang sangat mengesankan, sebagai advokat perdamaian, demokrasi, islam moderat, dan HAM.
“Sebagai negarawan internasional, Presiden Yudhoyono telah meningkatkan visibilitas Indonesia melalui kepemimpinannya dan keterkaitan dalam berbagai acara internasional, seperti ASEAN, APEC, East Asia Summit, dan G20,” menurut Professor Andersson.
NTU merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Singapura bahkan Asia, menduduki peringkat ke-11 di Asia dan ke-86 di dunia. S Rajaratnam School of International Studies sendiri menduduki peringkat ke-3 dari 40 top think tanks di Asia.

SARAN

1.          Tinggalkan  growth-oriented models. Pertumbuhan ekonomi bukanlah tujuan utama pembangunan. Jangan menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target utama pembangunan.
2.          Untuk memberi perhatian yang lebih besar pada kemiskinan, statistik kemiskinan perlu dikeluarkan setiap tiga bulan.
3.          Selain kemiskinan secara ekonomi, pemerintah juga perlu memperhatikan kemiskinan non-ekonomi, khususnya kesehatan. Statistik status kesehatan perlu dikeluarkan tiap tiga bulan.
4.          Karena perubahan tidak terjadi dengan cepat, pemerintah dapat mengumumkan kemajuan dalam pendidikan setiap tahun sekali.
5.         Melihat pentingnya masalah lingkungan, pemerintah perlu membuat target perbaikan lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah bagian dari pembangunan ekonomi.
6.          Belajar dari krisis global, dan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang amat besar, nomor empat di dunia, Indonesia perlu melepas dari ketergantungan pada export-driven growth model.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar